Jumat, 24 Februari 2012

BENCI BERUBAH MENJADI CINTA

Diawali dengan berpulangnya kedua orang tua Fulan menghadap Ilahi Rabbi saat Fulan duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah, usia yang sangat belia untuk menghadapi kerasnya hidup ini. Sepeninggal kedua orang tuanya, Fulan tumbuh sebagai anak yatim piatu di bawah asuhan keluarga besar almarhum kedua orang tuanya.

Atas desakan keluarga besar, Fulan melanjutkan sekolah ke Madrasah Tsanawiyah (SMP). Seperti yang kita ketahui bahwa mata pelajaran di Madrasah Tsanawiyah didominasi oleh pelajaran agama, salah satunya adalah Bahasa Arab yang merupakan mata pelajaran yang amat sangat dibenci oleh Fulan. Namun entah mengapa, walaupun Fulan membenci Bahasa Arab, dia tetap bisa lulus dari Madrasah Tsanawiyah.

Dari Madrasah Tsanawiyah, Fulan melanjutkan ke Madrasah Aliyah (SMA), lagi-lagi Fulan harus berhadapan dengan sesuatu yang dia benci yang bernama “Bahasa Arab”! Fulan mulai mengalihkan rasa benci yang mulai memuncak terhadap Bahasa Arab ke Bahasa Inggris dikarenakan guru yang mengajarkan Bahasa Inggris menggunakan metode yang menarik minat Fulan terhadap mata pelajaran tersebut. Saat Fulan duduk di bangku kelas II, Fulan bertemu dengan seorang guru Bahasa Arab lulusan dari Kuwait yang membuka mata hatinya dan mengikis rasa bencinya terhadap Bahasa Arab. Guru tersebut berujar bahwa “Mengapa kalian lebih suka mempelajari Bahasa Inggris daripada mempelajari Bahasa Arab yang merupakan Bahasa Allah?” Fulan terhenyak, sesaat dia terdiam terpaku, menyadari kesalahannya selama ini yang sudah sekian lama membenci Bahasa Arab. Dalam hatinya dia bertekad: “Mulai saat ini saya akan mempelajari Bahasa Arab” dan sejak saat itu sedikit demi sedikit rasa cinta Fulan terhadap Bahasa Arab mulai tumbuh dan berkembang, mengikis rasa benci yang lama terpendam hingga rasa benci itu lenyap dan berubah menjadi sebuah rasa cinta. Untuk membuktikan rasa cintanya terhadap Bahasa Arab, Fulan bertanya kepada Sang Guru, dimana tempat yang tepat baginya untuk menuntut ilmu Bahasa Arab lebih dalam, Sang Guru merekomendasikan ke sebuah pesantren.

Rasa cinta Fulan tidak serta merta mendapat dukungan dari keluarga besar yang selama ini mempunyai andil dalam membesarkannya, namun Fulan tidak berputus asa, dia tetap mempertahankan rasa cinta itu dan mencari jalan agar tetap bisa masuk ke Pesantren rujukan dari Sang Guru. Fulan mengungkapkan kepada keluarga besarnya bahwa dia akan tetap melanjutkan ke Pesantren dan mengenai biaya Fulan yang akan mengusahakannya sendiri. Alhamdulillah, dengan izin Allah, akhirnya Fulan bisa masuk ke Pesantren tersebut. Tanpa bekal dan biaya dari keluarga besarnya, Fulan menjalani hari demi hari di Pesantren dengan berpuasa. Fulan sahur dan berbuka dengan air kran yang ada di Pesantren tersebut, baginya tiada hari tanpa berpuasa dan itu dilaluinya tanpa mengeluh kepada siapa pun, hanya kepada Allah SWT dia menggantungkan semuanya. Cinta Fulan terhadap Bahasa Arab telah membuatnya hanyut dalam kehidupan yang selama ini dalam pandangan orang adalah sesuatu yang tidak masuk akal, namun Fulan yakin bahwa pertolongan Allah pasti akan datang.

Singkat cerita, di pesantren tersebut akan diadakan lomba pidato dalam Bahasa Arab. Fulan bersemangat sekali mendengar berita tersebut dan berusaha sekuat tenaga berlatih dan menghafal Bahasa Arab. Fulan memandang ini adalah sebuah kesempatan bagi dirinya untuk merubah hidup sekaligus jalan keluar yang diberikan oleh Allah SWT dari permasalahan yang sedang dihadapinya mengenai biaya SPP yang sudah menunggak selama 3 bulan. Fulan ingin membuktikan kepada para Ustadz dan murid-murid di Pesantren tersebut bahwa dia akan memenangkan lomba pidato itu walaupun dia tergolong anak baru di sana. 

Upaya Fulan akhirnya membuahkan hasil… kerja kerasnya selama ini tidak sia-sia, rasa cintanya terhadap Bahasa Arab telah menempa Fulan menjadi pribadi yang tangguh dan pantang menyerah. Atas izin Allah SWT, Fulan memenangkan Lomba Pidato Bahasa Arab tersebut mengalahkan saingannya yang mayoritas adalah senior di Pesantren tersebut. Usai lomba, Fulan dipanggil oleh pihak Pesantren dan karena prestasinya Fulan dibebaskan dari biaya SPP selama Fulan menempuh pendidikan di Pesantren tersebut.

Dari kisah ini, marilah kita sama-sama introspeksi diri sebagai seorang muslim, sudahkah kita mencintai Bahasa Arab, yang merupakan Bahasa Al-Qur’an, kitab suci umat Islam? Jika belum, tidak ada kata terlambat untuk belajar Bahasa Arab dan mencintainya.

Dari Utsman bin Affan RA dari Nabi Shalallaahu ‘alaihi wasallam ia bersabda; “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain”. (Bukhari no: 4739)

Marilah kita mengisi hari-hari kita dengan Belajar Bahasa Arab dan Mempelajari Al-Qur’an… Semoga tulisan ini bisa menjadi motivasi bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis pribadi.

Salam hormat untuk ustadz yang telah memberi motivasi untuk mencintai Bahasa Arab.

Penulis : Anie Rezna
Artikel : www.dakwatuna.com

Selasa, 21 Februari 2012

PEMBUKTIAN CINTA ILAHIYAH

CINTA 5 huruf yang tak pernah bosan-bosan untuk dibicarakan, karenanya manusia bisa mendapatkan derajat yang mulia di sisi Rabbi Izzati dan juga karena 5 huruf itu banyak manusia yang sengsara dan mengakhiri hidup dengan tragis. Cinta anugerah terindah yang Allah berikan, hidup terasa gersang dan hampa tanpa cinta. Tapi hati-hati karena cinta memiliki dua mata yang berbeda yang mana tergantung manusia itu sendiri dalam mengelola cinta anugerah Tuhan itu.

Sejenak ku berpikir tentang mereka yaitu orang-orang yang telah membuktikan cintanya dengan pengorbanan harta maupun jiwa. Mereka yang telah sukses mengelola rasa cinta menjadi cinta dengan keindahan yang didapat tanpa ada rasa sakit. Karena rasa sakit itu timbul karena akibat kurang profesionalnya seorang hamba dalam mengelola rasa cinta.

Mereka telah membuktikan cinta ilahiyahnya. Berkorban demi agama dan keyakinan yang mereka yakini. Menjadikan Allah tujuan dari perjalanan hidup ini dan hanya berbagi sekeping hati untuk kehidupan dunia. Cinta telah merubah pandangan hidup mereka. Bahkan karena cinta mereka rela meninggalkan istri dan anak-anak mereka. Adalah Handzalah bin Abu Amir, yang melepaskan pelukan istrinya di malam pengantin baru, seraya menyambut seruan jihad pada perang Uhud dan menemui syahidnya.

Ia dimandikan para malaikat hingga membuat sahabat nabi yang lain bertanya-tanya. “Mengapa dimandikan oleh malaikat? Nabi menjawab “Cari tahulah pada keluarganya. Ya, ia tak sempat mandi jinabah saat menyambut panggilan Tuhannya. Itulah sekelumit contoh cinta Ilahiyah. Cinta yang meminta pengorbanan harta dan jiwa. “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS As-Shaff 10-11). Maha benar Allah atas segala firmanNya.

Karena cinta Nabi Nuh meninggalkan anaknya Kan’an tenggelam dihempas tsunami besar dan menghancurkan orang-orang zhalim masa itu. Naluri sang ayah padanya ingin sekali menolong anak tercinta, namun cinta kepada Allah menjadikan naluri itu sebagai naluri keimanan yang berujung kepada keselamatan.

Umar bin Abdul Aziz yang memberikan pilihan tersulit dalam hidup rumah tangga mereka, beliau berkata kepada istrinya “ silakan pilih antara melepaskan kemewahan dunia yang diwarisi oleh ayahnya atau silakan angkat kaki dan kita berpisah” tentu dua hal yang sulit bagi sang istri, namun cinta ilahiyahnya melebihi cinta dari segala-galanya, dan sang istri memilih untuk melepaskan kemewahan-kemewahan hidup selama ini dan memulai hidup sederhana bersama suami tercinta.

Itulah mereka yang telah menorehkan nama mereka di kertas sejarah yang akan dilihat dan diingat oleh milyaran pelajar kehidupan, dari mereka kita belajar, dari mereka kita bercermin menatap wajah asli kita. Siapa kita sebenarnya? Dan sejauh mana hakikat cinta kita kepada Allah azza wajalla.

Apakah cinta kita kepada manusia melebihi cinta kepada sang pencipta. Alangkah indahnya kalau cinta itu dikelola sedemikian rupa, membangunkan kembali pondasi-pondasi yang telah runtuh, menata genteng-genteng jiwa yang telah berguguran. Menyatukan kepingan-kepingan hati yang tercecer dimana-mana. Dan kembali membangun cinta dari jatuh cinta.

Yakinlah bahwa pengelolaan cinta dengan sebaik-baiknya akan menjauhi hidup kita dari rasa sakit akibat dari cinta itu sendiri. Karena cinta begitu berarti, maka cintailah orang yang kita cintai dengan setulus hati. “Cinta laksana air dalam kehidupan, nafas dalam jiwa, semangat dalam raga, lembut dalam sutera. Ia bagaikan panas pada api, dingin pada salju, luas pada angkasa.” (Inayatullah Hasyim).

Waallahualam bishowab.

Penulis : Muhamad Arzil Yusri
Artikel : www.dakwatuna.com

Selasa, 07 Februari 2012

MOTIVASI DARI MARIO TEGUH (3)

Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan stress adalah kemampuan memilih pikiran yang tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang anda pikirkan adalah jalan keluar masalah.

Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan yang kemudian anda dapat.

Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku seperti orang yang terus memeras jerami untuk mendapatkan santan.

Bila anda belum menemukan pekerjaan yang sesuai dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang yang berbakat.

Kita lebih menghormati orang miskin yang berani daripada orang kaya yang penakut. Karena sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa depan yang akan mereka capai.

Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita ketahui, kapankah kita akan mendapat pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan.

Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin. Dengan mencoba sesuatu yang tidak mungkin,anda akan bisa mencapai yang terbaik dari yang mungkin anda capai.

Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah.

Bila anda mencari uang, anda akan dipaksa mengupayakan pelayanan yang terbaik. Tetapi jika anda mengutamakan pelayanan yang baik, maka andalah yang akan dicari uang.

Waktu ,mengubah semua hal, kecuali kita. Kita mungkin menua dengan berjalanannya waktu, tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang harus mengubah diri kita sendiri.

Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu yang baik. Jangan menjadi orang tua yang masih melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan saat muda.

Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah sumber dari semua kekayaan. (Sumber : salamsuper[dot]com).

MOTIVASI DARI MARIO TEGUH (2)

Kita menilai diri dari apa yang kita pikir bisa kita lakukan, padahal orang lain menilai kita dari apa yang sudah kita lakukan. Untuk itu apabila anda berpikir bisa, segeralah lakukan.

Bukan pertumbuhan yang lambat yang harus anda takuti. Akan tetapi anda harus lebih takut untuk tidak tumbuh sama sekali. Maka tumbuhkanlah diri anda dengan kecepatan apapun itu.

Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan bila anda sedang takut, jangan terlalu takut. Karena keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan kesuksesan anda.

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.

Anda hanya dekat dengan mereka yang anda sukai. Dan seringkali anda menghindari orang yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah Anda akan mengenal sudut pandang yang baru.

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan.

Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang di idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan.

Jangan menolak perubahan hanya karena anda takut kehilangan yang telah dimiliki, karena dengannya anda merendahkan nilai yang bisa anda capai melalui perubahan itu.

Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila cara-cara anda baru.

Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan. Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong bila sikap anda salah.

Orang lanjut usia yang berorientasi pada kesempatan adalah orang muda yang tidak pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi pada keamanan, telah menua sejak muda.

Hanya orang takut yang bisa berani, karena keberanian adalah melakukan sesuatu yang ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan punya kesempatan untuk bersikap berani. (Sumber : salamsuper[dot]com).